Home

Subscribe:

Labels

Wednesday, 4 January 2012

KPK (KISAH PETERPAN - KARTINI)



Scene 1

Pada Suatu malam di negeri nun jauh disana. Mimzy sedang berjalan di tengah hutan. Asal lo tahu aja Mimzy itu penyihir ya, bukan kucing piaraan. Hehe.

(Mimzy Masuk dengan ngesot)

Ehm,, Pliz dech….. Saya bilang kan BERJALAN…

(Mimzy langsung berjalan)

Malam itu sedang terjadi badai ringan. Hujan dan suhu yang dingin saat itu sangatlah menusuk tubuh. Mimzy kedinginan. Seketika itu juga, ia melihat sebuah Istana yang besar dan megah. Ia berjalan menuju Istana tersebut, berharap ia akan disambut ramah dan hangat oleh para penghuni Istana. Dari pintu gerbang Istana, ia bisa melihat dan mendengar suara musik dan orang-orang bercengkerama..

Mimzy             : Kelihatannya didalam sedang ada Pesta tu. Lebih baik aku ke sana aja”

Lalu ia mengetuk pintu Istana.

(Pintu Istana membuka. Dibuka oleh sang P
angeran, namanya Peterpan)

Peterpan         : “Siapa kau, nenek tua? Ada urusan apa kau datang kemari?
Mmmm… Maaf nek, tapi kami tidak menerima sumbangan”
Mimzy             : “Eh, jangan sembarangan kau anak muda! Dasar kau (ttiiiitttt).
Ehm, maksud nenek, semalaman nenek berkelana menyusuri hutan yang gelap itu. Nenek kedinginan dan kelaparan. Bersediakah kau menolong nenek yang tak berdaya ini?”
Peterpan         : “Cuih, dasar gembel! Bau! Miskin! Jelek! Kere! Apalagi ya…? Ya, pokoknya
lo tuh gembel! Ngapain amat gua nolongin lo! Kaya gak ada kerjaan lain aja. Pergi sana! Melihatmu saja sudah cukup membuatku ingin muntah”

Peterpan menggelindingkan Mimzy. Eitss... maksudnya mendorong Mimzy. Lalu Mimzy pun Murka


Mimzy             : “ Awas  kau  Peterpan.  Disini  aku  bersu
er.  Aku  akan mengutukmu, wahai
Peterpan. Semua orang yang ada di dalam Istana ini akan berubah menjadi nyamuk! Dan kau! Kau, Peterpan, akan menjadi makhluk terjelek dan terseram di muka bumi ini. Disini ada Mawar Gaib. Jika kau belum menemukan cinta sejati, Wanita yang benar-benar mencintaimu, sebelum semua kelopak Mawar tersebut habis gugur, maka kalian semua akan tetap seperti ini selamanya!!! Selamanya! Hahahahahahaaa!!!

Peterpan pun berubah menjadi monster yang buruk rupa dan tinggal di dalam Istananya yang lebih menyerupai kastil monster.

Scene 2

--- Beberapa tahun kemudian –

Di sebuah desa yang terletak tak jauh dari Istana tersebut, tinggallah seorang gadis cantik bernama Narnia, yang tinggal bersama Mboknya, Kartini.. Di Desa itu juga tinggal seorang pemuda tampan, namun bengis dan licik, bernama Ken Arok. Ken Arok ingin meminang Narnia sejak dulu, namun Narnia selalu menolak.
Di suatu sore, Mbok Kartini bersiap-siap berangkat pergi ke hutan untuk menebang kayu.

Narnia             : “Mami, ini, jangan lupa bekalnya.”
Kartini              : “Oh, ya, tentu. Terima kasih anakku. Yap, kukira ini saat yang tepat untuk
berangkat. Beberapa hal yang harus kau ingat; jangan lupa mengunci pintu dan menutup jendela. Sisakan beberapa makanan untukku. Oh ya, juga jangan berani-berani kau keluar rumah pada saat malam hari. Kemungkinan aku akan berkemah di tengah hutan nanti. Ya udah Nak, aku berangkat dulu. Jaga dirimu baik-baik.”
(Cipika-cipiki)

Narnia             : “Iya Mi.. kukira kata-kata barusan seharusnya ditujukan kepadamu, Mi.
Kabarnya ditengah hutan bagian dalam, ada sebuah kastil monster. Dan tempat itu dikelilingi oleh serigala yang lapar dan ganas.”
Kartini              : “Kalau begitu, lebih baik kau tak usah pergi menyusulku, oke? Lagipula, aku
tidak percaya dengan cerita murahan begitu. Paling-paling hanya kabar burung saja”

Scene 3

--- di hutan ---

            Mbok Kartini menebang kayu di hutan sendirian. Karena dia ingin mendapatkan kayu yang banyak, maka ia pun menebang hingga larut malam. Tanpa sengaja dia bertemu seorang bocah perempuan yang sedang melewati hutan.

Bocah              : “Selamat malam, Bu” (berkata ala Suzanna)
Kartini              : “Malam, Nak… Eh, kamu dari mana kug malem begini ada di hutan?”
Bocah              : “Aku ingin pulang Bu”
Kartini              : “Rumah kamu mana?”
Bocah              : “Di desa sana dekat hutan”
Kartini              : “Mau ibu antar pulang?”
Bocah              : “Gag usah Bu, saya bisa pulang sendiri”
Kartini              : “Owh,  ya udah!”
Bocah              : “Ibu gag pulang?? Ini sudah jam 12 lho Bu. Jam segini banyak setan keluar
 dari sarangnya”
Kartini              : “Ibu akan bermalam di hutan. Mungkin di kastil tua itu ibu akan bermalam.
 Kalo ada setan, tinggal baca ayat kursi ajach”
Bocah              : “Yauda Bu, titi kamal ya!”
Kartini              : “Iya Nak, titi dj aja! (aneh ni anak, jangan-jangan dia setan)”


Scene 4

--- di tempat nongkrong Ken Arok ---

            Setelah meninggalkan Kartini, bocah perempuan tak jelas itu pun tiba-tiba telah sampai di tempat Ken Arok sering nongkrong bersama teman-temannya.
Ken Arok         : “Suit…suit…cewek….!! Mau kemana??? Abang anter ya??”
Bocah              : “Bang…. Abang kenal sama ibu yang sering menebang kayu di hutan?”
Ken Arok         : “Menebang kayu?? Di hutan?? Jangan-jangan Mbok Kartini. Emank napa?”
Bocah              : “Dia pergi ke kastil monster untuk bermalam Bang… Selamatkan dia
 sebelum dia dimakan Monster”
Ken Arok         : “Sumpeeehh looooeee….??”
Bocah              : “Ya iya laaahhhh bang.. ngapain juga saya boonk.!”
Ken Arok         : “Kalo begitu, gue harus kasih tau Narnia.
Bocah              : “Ihhhihihihihihihhhhhhihih”

(Ken Arok lalu berlari pergi ke rumah Narnia)

Scene 5

--- Di rumah Narnia ---

Malam itu, seseorang menggedor-gedor pintu rumah Narnia.

Ken Arok         : “ Narnia! Narnia! Cepat Bangun! Ini aku, Ken Arok. Cepat keluar, aku punya
cerita penting. Cepat ya. GPL!”
Narnia             : “Apa siich ken?? Please dech.,,,heboh amat..amat aja gak hebooh .,,,.
Ken Arok         : “Mbokmu, Narnia! Mbokmu! Mbokmu ditangkap oleh si monster kastil.”
Narnia             : “Hah??? OMG..!! Siapa yang memberitahumu?”
Ken Arok         : “Seorang bocah saat itu sedang berkelana di tengah hutan. Ia bilang
Mbokmu pergi ke dalam kastil itu untuk mencari tempat berteduh. Ia masuk, tetapi ia tidak keluar.”
Narnia             : “APA??? Kalau itu benar, maka kita harus menolongnya, Ken Arok! Siapkan
untamu. Kita berdua akan pergi menolong Mamiku sekarang juga”
Ken Arok         : “Ehm, Narnia, kau tahu aku pasti bersedia untuk menolong Mbokmu, namun
aku ada sedikit urusan penting. Aku ada – emm, -- rapat RW. Ah, ya! Rapat RW. Pak kades memintaku. Dan kau tahu pak kades, dia akan marah kalau aku tidak menurutinya. Jadi, ya, selamat tinggal  dan semoga beruntung ya!”

(Ken Arok lari kabur.)

Narnia             : “Huh! Dasar lelaki pengecut! Oh, lebih baik aku pergi sekarang.

(Narnia berangkat menuju hutan.)


            Ketika di dalam hutan, Narnia bertemu dengan Mimzy yang menghadangnya di tengah perjalanan.

Mimzy             : ”Hey, Gadis muda. Sedang apa kau di dalam hutan malam-malam begini??
 Tak takut kah kau dengan binatang buas yang ada di dalam hutan ini?? Ihihhiihih”
Narnia             : “Siapa kau nenek peyot. Aku gak da urusan ama lo! Aku harus selamatkan
mamiku sekarang juga. Jadi, minggir kau! Jangan halangi jalanku!”
Mimzy             : “Dasar,..!! Anak muda sekarang memang gak ada sopan-sopannya sama
orang tua, gak Peterpan, gak kamu, marai emosi!
Aku peringatkan sama kamu, jangan sekali-kali kamu pergi ke kastil itu kalau kamu gak mau dimakan monster”
Narnia             : “Huuuh…. Emang nenek strees..!! Udah, buruan minggir! Lo tu cuma buang
waktu gue aja. Tu kan waktu gue jadi tersita 5 menit” (melihat jam tangan)

            Narnia melanjutkan perjalanannya ke kastil.


Scene 6

--- Di kastil ---

Kartini              : “Tolong lepaskan aku, ter, Monster..!”
Peterpan         : “Maafkan aku, tapi bertahun-tahun aku sendirian di sini, tak ada yang
menemani aku. Jangankan menemani aku, datang ke kastil ini saja tak ada yang sudi. Karena rupaku yang seperti Edward Cullen ini,.. upZzz… maksudnya seperti monster ini, aku gak berani keluar. Aku tahu semua orang pasti takut melihat aku. Mungkin aku akan dibunuh bila orang-orang melihatku di luar”
Kartini              : “Tu kan derita lo….hehe.
   Mmm.. btw, kamu punya nama kan?? Perkenalkan, saya Kartini. Kamu??”
Peterpan         : “Peterpan… Apa kamu tak takut melihat rupaku yang seperti ini??”
Kartini              : “Kamu sebenarnya baik,(week) hanya saja kebaikanmu terhalangi oleh
rupamu yang super tampan itu.
Mmm…. Kalo boleh saya tahu ya, mengapa rupamu seperti ini??”
Peterpan         : “Ini semua salahku, karena kesombongan dan ketamakanku, aku menjadi
seperti ini. Dulu aku seorang pangeran di istana ini, tapi suatu malam seorang nenek datang minta makanan kepadaku dan dengan kejam aku mengusirnya…mengusirnya…mengusirnya..!!!. Dia pun lalu mengutukku dan semua penghuni istana, hingga seperti ini” (sedih buanget deh)
Kartini              : “Lalu, bagaimana caranya agar kamu bisa lepas dari kutukan itu??”
Peterpan         : “Cinta. Ya,,, hanya cinta seorang wanita yang tulus kepadaku yang bisa
mengembalikan semuanya seperti sedia kala. Tapi itu tidak mungkin. Sebentar lagi kelopak mawar itu akan gugur semua. Dan aku akan menjadi monster untuk selamanya. Selamanya…!!!”
Kartini              : “Tidak.. (tidak, tidak, tidak)..  Kau akan kembali menjadi dirimu”
Peterpan         : “Bagaimana bisa??”
Kartini              : “Akulah yang kau cari”
Peterpan         : “Benarkah???”
Kartini              : “Yaa…”
Peterpan         : “Owh,, makasih. Aku janji aku akan mencintaimu seperti kau mencintai aku”

Tiba-tiba Narnia datang.

Narnia             : “Hey, Monster jelek! Lepaskan mamiku sekarang juga kalau kau gak mau
mati ditanganku!”
Kartini              : “Hentikan, anakku. Dia tidak jahat, bahkan dia sangat baik kepadaku”
Narnia             : “Lalu, mengapa dia mengurung mami di sini?? Apa itu mami sebut baik??”
Kartini              : “Kau salah anakku”
Narnia             : “Sudahlah, Mam! Jangan melindungi monster jelek ini. Sekarang mari kita
pulang!”
Kartini              : “Pulang?? Ihhhh,,, sorry ya. Mami akan tinggal di sini bersama dia.”
Narnia             : “Diaaaa?? Mami gak katarak kan??”

Dengan kekuatan cinta dari Kartini, Peterpan pun kembali menjadi pangeran Peterpan yang tampan. Begitu pula dengan kastil itu yang berubah menjadi istana yang sangat megah.

Peterpan         : “Thankz so much, Kartini. Sesuai janjiku, aku akan mencintaimu seperti
 kau mencintai aku. Bersediakah kau menjadi istriku??”
Kartini              : “Ouwh…… Mauuuuu!!”
Narnia             : “Trussss,, saya ama capa dund???? Kan diskenarionya aku yang nikah
dengan sang Pangeran…!!! Ihhhh, gag adil ah… Marai emosi..!!”

            Akhirnya, Peterpan menikah dengan Kartini. Tapi, mereka tidak hidup bahagia selamanya karena di episode selanjutnya mereka akan mendapat cobaan ekstra berat. Makanya, tonton KPK episode kedua di apotek-apotek terdekat…..

See yah…………

No comments:

Post a Comment