Scene 1
Pada Suatu
malam di negeri nun jauh disana. Mimzy sedang berjalan di tengah hutan. Asal lo
tahu aja Mimzy itu penyihir ya, bukan kucing piaraan. Hehe.
(Mimzy Masuk dengan ngesot)
Ehm,, Pliz dech….. Saya bilang kan BERJALAN…
(Mimzy langsung berjalan)
Malam itu sedang terjadi badai ringan. Hujan dan
suhu yang dingin saat itu sangatlah menusuk tubuh. Mimzy kedinginan. Seketika
itu juga, ia melihat sebuah Istana yang besar dan megah. Ia berjalan menuju
Istana tersebut, berharap ia akan disambut ramah dan hangat oleh para penghuni
Istana. Dari pintu gerbang Istana, ia bisa melihat dan mendengar suara musik
dan orang-orang bercengkerama..
Mimzy : “Kelihatannya
didalam sedang ada Pesta tu. Lebih baik aku ke sana aja”
Lalu ia
mengetuk pintu Istana.
(Pintu Istana membuka. Dibuka oleh sang Pangeran, namanya
Peterpan)
Peterpan : “Siapa kau, nenek tua?
Ada urusan apa kau datang kemari?
Mmmm… Maaf nek, tapi kami tidak
menerima sumbangan”
Mimzy : “Eh, jangan sembarangan kau anak
muda! Dasar kau (ttiiiitttt).
Ehm, maksud nenek, semalaman nenek
berkelana menyusuri hutan yang gelap itu. Nenek kedinginan dan kelaparan.
Bersediakah kau menolong nenek yang tak berdaya ini?”
Peterpan : “Cuih, dasar gembel! Bau! Miskin! Jelek! Kere! Apalagi
ya…? Ya, pokoknya
lo tuh gembel! Ngapain amat gua
nolongin lo! Kaya gak ada kerjaan lain aja. Pergi sana! Melihatmu saja sudah cukup
membuatku ingin muntah”
Peterpan menggelindingkan Mimzy. Eitss... maksudnya
mendorong Mimzy.
Lalu Mimzy pun Murka